Proyek pembangunan saluran U-Ditch dan paving di Jalan Wonorejo Indah Timur VI resmi dikontrak sejak 28 Juli 2025, dengan nilai anggaran mencapai Rp671 juta. Namun, di lapangan, progresnya lebih menyerupai drama sinetron: banyak episode, tapi akhir ceritanya belum jelas.
Warga menemukan tumpukan material berserakan, urugan paving yang tak rata hingga membuat jalan licin, bahkan cover U-Ditch yang terpasang tanpa merek. “Ini saluran kok kayak produk misterius, nggak ada labelnya. Sandal jepit KW aja masih ada tulisan made in mana,” sindir seorang pengendara.
Baca juga: Pemkot Surabaya ajukan pinjaman Rp3,15 triliun untuk percepatan infrastruktur
Padahal, sesuai Permen PUPR No. 27/2018 Pasal 7, setiap material konstruksi wajib memenuhi standar mutu. Lebih jauh, paket pekerjaan ini masuk kategori e-purchasing sebagaimana diatur Perpres 16/2018 jo. 12/2021. Tak pelak, publik pun curiga: jangan-jangan salah katalog, ibarat belanja online—yang dipilih pipa, tapi yang datang justru ember.
Kondisi makin memprihatinkan saat pekerjaan sempat berhenti beberapa hari. Jalan berubah menjadi arena “uji keseimbangan motor gratis”, membuat warga bak atlet akrobat, sementara proyeknya justru ‘cuti’.
Redaksi sudah meminta klarifikasi resmi kepada pihak terkait. Namun, sambil menanti jawaban, warga sudah memberi julukan baru: proyek ini bukan lagi saluran air, melainkan saluran sabar—dan sabarnya makin lama makin menipis.
Editor I Mat.sari